Cabang

Sabtu, 20 November 2010

Menawaf Cinta Di Ranah Kaabah...

Siang yang panas
busurnya menyilau keras
mengitar cinta yang mengekor langkah
sepasang kaki mengatih zikrullah

hati diasak-asak sebuah hidayah
mengapung di ranah kaabah
saat matahari meninggi
peluh menitik ke kaki
silu air mata kering mengelar pipi.

Sekali ini wahai pemilik Kaabah,
izinkan kakiku melangkah
di tujuh pusingan tawaf

menakluk sebuah maaf
setelah telapak kasar tersesat
keras lumpur dan tebal debu maksiat
di tikungan jiwa yang berselirat.

- Puisi Penuh di Tunas Cipta, November 2010 - alkurauwi

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

cetusan ranting 1 (terkini)